Postingan

Waspada Hipokalemia Terhadap Kehamilan.

Hipokalemia merujuk pada kondisi di mana kadar kalium dalam darah berada di bawah kadar normal. Kalium sendiri diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi otot dan saraf serta membantu melepaskan energi dari makanan yang dikonsumsi. Kalium juga dibutuhkan tubuh untuk fungsi jantung dan membantu mengatur tekanan darah. Hipokalemia pada kehamilan harus segera ditangani untuk menghindari kemungkinan risiko komplikasi. Berapa Tingkat Kalium Dalam Darah yang Normal Selama Hamil? Sesuai penelitian yang dilakukan pada wanita hamil yang sehat, konsentrasi rata-rata kalium dalam tubuh adalah 5,65 milimol per liter (mmol/l). Pada trimester pertama tingkat kalium berkisar antara 4,25 mmol/l, pada trimester kedua sekitar 5,83 mmol/l, dan pada trimester ketiga adalah 5,95 mmol/l. Ketika kadar kalium dalam tubuh berada di bawah angka-angka ini selama kehamilan, maka Mums bisa mengalami hipokalemia . Baca Juga : Tanda-Tanda Keguguran Hamil Muda . Bagaimana Hipokalemia Berdampak pada Kehamilan ?

OBAT JERAWAT ISOTRETINOIN SAAT HAID.

Gambar
Jerawat merupakan kondisi kulit yang sangat umum dialami oleh kebanyakan orang di usia remaja bahkan lebih sering munculnya jerawat  pada perempuan saat masa haid (menstruasi). Karena produksi minyak pada kulit wajah atau tubuh yang berminyak. Bintik-bintik jerawat dapat menjadi komedo dan benjolan kecil (yang terkadang berisi nanah) di atas kulit. Gangguan kulit ini dapat terjadi di bagian tubuh dengan kelenjar minyak terbanyak, yaitu di wajah, leher, bagian atas dada, dan punggung. Sebagian lagi jerawat dialami oleh orang di usia lebih tua karena penyebab lainnya. Munculnya Jerawat Saat Haid (Menstruasi). Jerawat sangat sering masalah kulit ini terjadi pada remaja yang sedang mengalami pubertas. Terutama pada perempuan saat haid (menstruasi) harus mengkonsumsi obat pelancar haid paling ampuh biar teratur saat datang bulan. Meski begitu, kondisi ini juga bisa menyerang seseorang di usia dewasa. Untuk mengurangi risiko kemunculannya, hindari berbagai faktor pemicunya. Faktor Hormonal.